Deprecated: trim(): Passing null to parameter #1 ($string) of type string is deprecated in /home1/goodheg4/public_html/wp-content/themes/apuslisting/post-formats/single/_single.php on line 23

KBM Lihat Muka di Bekasi: Kesehatan dan Pendidikan Harus Diprioritaskan

KBM Lihat Muka di Bekasi: Kesehatan dan Pendidikan Harus Diprioritaskan

Menjelang proses Aktivitas Belajar Mengajarkan (KBM) berjalan pada Januari kedepan, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi pastikan semua penyiapan telah dilaksanakan.

“Kita sudah bekerjasama dengan Komisi IV, KPAI, Dewan Pendidikan dan Satpol PP sebagai penegak ketentuan, semua kita https://www.jawalogger.com/ ikutsertakan dalam penyiapan KBM bertemu muka,” terang Kadisdik Kota Bekasi, Inayatullah dalam Diskusi Public lewat Seminar-online, Selasa (8/12).

Disdik Kota Bekasi, lanjut Inay, akan melangsungkan replikasi evaluasi KBM terbatas untuk menyaksikan persiapan dari sekolah dan orangtua saat meng ikuti proses evaluasi diawalnya tahun kedepan.

“Selama ini telah ada sekitaran 75 % sekolah negeri untuk tingkatan SMP yang siap. Dan seterusnya kita meminta laporan persiapan dari pelaksana sekolah masing-masing,” tutur Inay.

Nanti dalam KBM bertemu muka, memerlukan kesepakatan orangtua hingga tidak seluruhnya anak didik meng ikuti KBM bertemu muka. “Pokoknya harus ada kesepakatan dari orangtua pelajar untuk meng ikuti KBM bertemu muka. Hingga ditegaskan sekitaran 25 % pelajar yang siap meng ikuti belajar bertemu muka,” tutur Inay.

Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Bekasi, Fatmah Hanum menerangkan wawasan KBM bertemu muka bisa jadi ‘angin segar’ untuk tingkatkan proses pendidikan untuk anak didik.

“Tidak seluruhnya orangtua dipersiapkan jadi pengajar. Ini ‘angin segar’ KBM bertemu muka. Dengan catatan pemantauan dan penegakan ketentuan harus ketat,” terang Fatmah.

Apalagi dalam persiapan penyelenggaraan pendidikan, Pemkab Bekasi sudah mempersiapkan bujet sejumlah Rp418 miliar dalam pengatasan Covid-19. “Hingga semestinya Pemda harus pastikan pengatasan dan penangkalannya harus optimal. Jangan sembarangan,” tandas Fatmah.

Dalam pada itu, Ketua Federasi Komite SMA se-Kabupaten Bekasi, Sardi memberikan dukungan wawasan KBM bertemu muka itu. “Beberapa anak telah bosan belajar lewat online. Apalagi tidak seluruhnya orangtua memiliki piranti (smartphone, red). Belum juga tidak sanggup membeli pulsa,” tutur Sardi.

Konsep dasar, lanjut Sardi faksinya siap dan meluluskan beberapa anak meng ikuti KBM bertemu muka. “Dengan catatan negara harus datang. Mempersiapkan alat bersihkan tangan, treking dan mendeteksi dini ke orang yang rawan penebaran Covid-19,” kata Sardi.

“Saya lebih mengutamakan KBM bertemu muka dibuka. Mal saja dibuka,” lanjut Sardi.

Pemerhati dan Pegiat Pendidikan, Indra Charismiadji memperjelas wawasan KBM bertemu muka sangat rawan untuk beberapa anak terkena Covid-19. “Dari segi kesehatan, ini sangat rawan jadi menjadi cluster baru,” papar Indra.

Menurut beberapa pakar kesehatan, masih sangat beresiko. Apalagi sejumlah hari akhir kasus Covid-19 lumayan tinggi per-harinya. “Ini beresiko, bukan hanya pelajar, tetapi juga guru. Apalagi mereka memiliki keluarga di dalam rumah. Jangan seakan-akan guru tahan Covid-19,” terang Indra.

Menurut dia, memerlukan penskalaan yang terang berkaitan zonesi penyelenggaraan KBM bertemu muka. Salah satunya masalah di Indonesia, bukan lantaran evaluasi bertemu muka.

“Kenyataannya sebelumnya ada wabah, kualitas pendidikan Indonesia terjelek,” tandas Indra.

Dia menghimbau, salah satunya peraturan Kementerian Pendidikan yang perlu jadi perhatian yaitu kenaikan kualitas pendidikan. “Benahi kualitas pendidikan. Konsentrasi anak depresi bila Evaluasi Jarak Jauh (PJJ) perlu ditangani sistemnya oleh pemerintahan,” tutur Indra.

Sementara Dosen Fakultas Kedokteran Kampus Jenderal Achmad Yani (UNJANI), Khomaini Hasan menjelaskan ada keluasan kegiatan warga mempunyai potensi jadi cluster baru.

“Ada keluasan kesehatan, kekuatan munculnya gelombang ke-2 ,” kata Khomaini.

Dia memberikan contoh, seperti pada Irlandia dan Jerman sebelumnya sempat melangsungkan KBM bertemu muka tetapi pada akhirnya tidak berhasil. Walaupun ketentuan sudah dilaksanakan, tetapi jadi kekuatiran pada gelombang ke-2 penebaran Covid-19.

“Kita itu tidak ada sistem standard yang masih sama pengatasan Covid. Tidak ada obat yang terang obat untuk Covid. Bersihkan tangan dan memakai masker saja tidak 100 % itu hentikan penebaran Covid-19,” tutur Khomaini.

Menurut dia, pelaksana pendidikan tanggung-jawab bersama-sama. Baik dari faksi sekolah tapi juga peranan orangtua yang optimal. “KBM bertemu muka perlu diperhitungkan lagi dan harus bersabar,” tutup Khomaini.