Deprecated: trim(): Passing null to parameter #1 ($string) of type string is deprecated in /home1/goodheg4/public_html/wp-content/themes/apuslisting/post-formats/single/_single.php on line 23
Deprecated: trim(): Passing null to parameter #1 ($string) of type string is deprecated in /home1/goodheg4/public_html/wp-content/themes/apuslisting/post-formats/single/_single.php on line 23
Sepak Bola Indonesia: Dari Masa Kolonial Hingga Milenial
Liga sepak bola Indonesia telah dimulai sejak era kolonial Hindia Belanda. Perjalanan kompetisi ini melintasi berbagai zaman dengan berbagai cerita menarik, sehingga dapat bertahan hingga saat ini, bahkan di tengah krisis pandemi Covid-19.
Asal mula liga sepak bola Indonesia dapat ditelusuri ke awal abad ke-20, saat kolonialisme Belanda menimbulkan berbagai diskriminasi. Ir. Soeratin, yang merupakan ketua pertama Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), menginisiasi pembentukan liga sepak bola bumiputra sebagai bagian dari perjuangan melawan Belanda melalui olahraga ini.
Setelah Indonesia merdeka, liga sepak bola nasional mengalami fase yang naik-turun. PSSI melakukan beberapa perubahan nama liga dan sistem kompetisi untuk mengakomodasi jumlah klub peserta. Liga sepak bola juga menghadapi berbagai tantangan, termasuk polemik internal di dalam tubuh PSSI. Meskipun demikian, PSSI sebagai induk organisasi sepak bola Indonesia berupaya untuk memperbaiki liga sepak bola nasional dan membentuk tim yang berprestasi.
Contoh pertandingan yang signifikan adalah saat PSM Makassar menghadapi PSBI Blitar dalam kompetisi Perserikatan PSSI pada tahun 1973, yang berlangsung di Stadion Utama Senayan, Jakarta, pada 5 Desember. Pertandingan tersebut berakhir dengan kemenangan PSM Makassar, dengan skor 5-2 (1-2).
Sejak kedatangan orang Eropa ke Hindia Belanda pada abad ke-17, olahraga sepak bola mulai dikenal oleh penduduk setempat. Kemudian, klub-klub sepak bola yang dibentuk oleh orang Belanda muncul. Beberapa orang Tionghoa dan Arab yang tinggal di Hindia Belanda fut7.org juga menunjukkan minat untuk bermain sepak bola dan mendirikan klub. Masyarakat bumiputra pun tidak ingin ketinggalan dan mulai mendirikan klub sepak bola di awal abad ke-20.
Kegiatan sepak bola di Hindia Belanda berkembang dengan diadakannya turnamen, baik yang resmi maupun tidak. Salah satu kompetisi yang diadakan setiap tahun adalah Stedenwedstrijden atau Stedentournooi. Pada tahun 1919, organisasi sepak bola Hindia Belanda bernama Nederlandsch Indische Voetball Bond (NIVB) didirikan untuk mengatur kompetisi sepak bola secara profesional.
Namun, penyelenggaraan kompetisi oleh NIVB hanya dapat diikuti oleh klub-klub lokal yang dimiliki oleh orang Belanda. Keadaan ini mendorong tujuh perserikatan sepak bola bumiputra, bersama Ir. Soeratin, untuk mendirikan organisasi sepak bola mereka sendiri. Pada 19 April 1930, di Yogyakarta, Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) dibentuk. Dalam buku Soeratin Sosrosoegondo: Menentang Penjajahan Belanda dengan Sepak Bola Kebangsaan, disebutkan bahwa pembentukan PSSI bertujuan untuk melawan diskriminasi yang dilakukan oleh NIVB.
PSSI kemudian mengadakan kompetisi sepak bola independennya yang diikuti oleh tujuh klub bumiputra yang merupakan anggota awal PSSI. Kompetisi ini dikenal dengan nama Stedenwerd I, yang pertama kali diselenggarakan di alun-alun Keraton Solo pada tahun 1931. Keberhasilan Stedenwerd I mendorong PSSI untuk mengadakan kompetisi secara rutin setiap tahun di beberapa kota besar.
Selama masa pendudukan Jepang, kegiatan sepak bola di Hindia Belanda mengalami pembatasan. NIVB, yang pada tahun 1935 berganti nama menjadi NIVU (Nederland Indische Voetbal Unie), dibubarkan oleh Jepang. PSSI juga tidak mengadakan turnamen sepak bola lagi karena adanya pembatasan dari tentara Jepang, serta selama perang kemerdekaan Indonesia sampai tahun 1949.